Cuman Banci yang pasang Stop Loss!!

Ada lagi yang mengatakan Stop Loss bikin bangkrut, karena tersentuh lebih dahulu sebelum menyentuh TP. Yang lebih hebat lagi adalah ungkapan ‘Marginku adalah Stop Loss ku’. .

Trading is so Simple...

Tulisan ini saya tujukan terutama bagi para pemula atau siapapun anda yang berpikir bahwa trading itu begitu rumit. Apa yang membuat anda memiliki pemikiran seperti itu?

Trade the News

Dengan memahami bagaimana memanfaatkan hal ini, anda dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan profit.

Kenali Resiko Anda

Kadang kala, seseorang berkonsentrasi pada seberapa banyak yang akan dihasilkan, dan tidak terlalu percaya bahwa situasi dapat saja berubah menjadi loss. .

" Trading for Living " mampukah anda?

Dengan kata lain, anda "harus" menghasilkan cukup profit yang terkadang pada kenyataanya, profit yang dihasilkan tidak pernah cukup. Mengapa? .

Wednesday, 12 March 2008

Jadi … Apakah Drawdown?

Seringkali ada trader yang berharap mendapat keuntungan besar dalam satu kali transaksi dan memilih mempertaruhkan sejumlah besar modal dalam transaksi tersebut. Namun yang terjadi, mereka kehilangan seluruh modal dan menjadi bangkrut.
Tanpa pengaturan keuangan yang benar, Anda tidak jauh beda dengan seorang penjudi. Bisnis trading tanpa perlindungan pengaturan keuangan yang benar tidak akan berhasil dalam jangka panjang. Salah satu istilah yang akan sedikit kita kenal dalam pengaturan keuangan atau Money Manajemen adalah Drawdown.
Sebagai contoh, Anda memiliki account $ 100.000 dan rugi $ 50.000, maka presentase kerugian Anda adalah 50%. Sederhana bukan?
Selanjutnya, untuk mengembalikan modal Anda menjadi $ 100.000, berapa persen beban yang harus Anda tanggung? Apakah 50%? Ternyata yang benar adalah 100%. Kerugian itulah yang disebut drawdown. Jika Anda kehilangan 25% dari modal, maka dikatakan Anda mengalami 25% drawdown.
Semakin besar drawdown, maka akan semakin besar (jauh lebih besar) beban untuk memulihkannya. Besarnya beban untuk memulihkan modal terjadi karena faktor menciutnya modal dan presentase profit.
Apabila Anda memiliki sistem yang bisa menghasilkan 70% keuntungan, bukan berarti bila setelah bertransaksi 10 kali Anda akan profit 7 kali dan rugi 3 kali. Sistem Anda bisa saja menggunakan rasio 1:3, artinya 1 kali profit sama nilainya dengan 3 kali loss. Dengan demikian, ketika Anda loss pada separuh transaksi yang ada, Anda tetap bisa mendapatkan profit lebih dari 70%.
Bagaimana anda mengetahui bahwa dalam 10 transaksi, 7 transaksi pertama akan menguntungkan dan baru 3 transaksi berikutnya akan rugi. Bagaimana kalau rugi 3 kali dahulu baru sisanya yang untung bagaimana jika dari 100 transaksi dan 30 transaksi pertama anda rugi. Mampukah modal anda bertahan untuk menghasilkan keuntungan pada transaksi lainnya?
Di situ pentingnya money management, yaitu agar anda dapat terus bertransaksi dan menghasilkan keuntungan.
Mungkin ada diantara Anda berpikir, “Tidak mungkin Saya mengalami loss 30 kali berturut-turut!” Kenapa tidak? Atau tidak perlu 30 kali, 10 kali loss berturut turut mungkin sudah membuat Anda berpikir ulang dengan sistem trading yang Anda gunakan.
Lantas bagaimana solusinya? Solusinya ada beberapa cara:
Solusi 1 : Memperbesar modal
Dengan memperbesar modal maka Anda memiliki buffer yang lebih besar untuk menahan loss.
Solusi 2: Memperkecil loss per transaksi
Ini solusi paling sederhana dan rasanya lebih dapat diterima. Sebagai contoh, apabila tadinya Anda meresikokan 10% dana untuk bertransaksi yaitu untuk menentukan besarnya Stop Loss, maka Anda perlu mengurangi, menjadi misalnya 5%.
Solusi 3 : Risk to Reward Ratio
Risk to reward ratio merupakan perbandingan antara resiko yang Anda ambil dengan keuntungan yang diperoleh setiap kali membuka posisi. Ini seperti yang saya contohkan di atas, yaitu dengan ratio 3:1 misalnya. Sehingga 3 kali loss, dapat ditutup dengan 1 kali profit.
Para trader pemula seringkali hanya menentukan target profit namun sama sekali tidak menggunakan Stop Loss. Alasannya: kalau menggunakan Stop Loss, lebih sering Stop Loss-nya yang tersentuh sehingga sering rugi.
Ini merupakan gejala klasik yang terjadi hampir di seluruh trader pemula. Sebenarnya sah-sah saja untuk bertrading dengan cara demikian. Namun dari sisi risk to reward ratio, hal ini benar-benar membahayakan, karena batasan resiko itu sendiri adalah Margin Call.
Sources : forum.bemastertrader.com/ & www.belajarforex.com
==============
Happy Trading
==============

Saturday, 8 March 2008

Mengantisipasi Drawdown

Kesempatan kali ini kami akan membahas tentang bagaimana bertahan dalam kondisi market dimana sebuah sistem trading menghadapi kemungkinan menelan drawdown terbesar yang pernah diharapkan. Hanya bisa diantisipasi dengan 3 kata, kurangilah lot anda.

Selama 2 bulan terakhir ini, mata uang bergerak dalam range yang sangat tinggi, yang mana belum pernah kita lihat lagi sejak peristiwa 11 September (9/11). Berdasarkan backtest, sejatinya kita mengalami drawdown terbesar selama dalam kurun waktu hampir 4 tahun ini...namun pada kenyataanya, kita bahkan tidak mengalaminya, karena periode profit telah kita capai melebihi dari jumlah loss yang tidak biasa selama kurun waktu ini.

Secara umum, ada 2 cara yang dapat kita persiapkan untuk mengantisipasi resiko ini. Pertama, mengatur target kita di atas hasil backtest yang telah di lakukan sejauh drawdown yang mungkin timbul. Drawdown terbesar dalam backtest kita jangan sampai melebihi 10% dari modal awal yang dianjurkan. Berapakah yang harus kita persiapkan? 30%. Mengapa? Karena kita hanya memiliki data yang solid selama 4 tahun, kita tidak memiliki data market dengan volatilitas sangat tinggi yang setara dengan kondisi pada 2001. Menyadari bahwa volatilitas yang bertambah juga dapat mempengaruhi bertambahnya resiko, maka drawdown yang harus kita antisipasi pun harus ditambah.

Cara yang kedua, membuat sebuah rencana (trading plan) yang dapat mengurangi ukuran lot trade berdasarkan level drawdown. Misalnya, bila drawdown menyentuh nilai 5%, kita harus mengurangi ukuran lot hingga 80% dari nilai entry kita diawal trading. Bila nilai drawdown menyentuh 10%, kita harus mengurangi ukuran lot sebesar 20% lagi. Kita akan melakukan hal yang sama, tiap kali drawdown bertambah 5%. Maka, jika drawdown menyentuh nilai 25%, kita hanya akan trading sebesar 1/3 dari nilai lot ketika pertama kali kita entry sebelum drawdown terjadi.

Dengan kata lain, jika kita terkena 30% drawdown, dengan tanpa sama sekali mengurangi ukuran lot, maka 30% itu setara dengan 60% drawdown atau 6 kali lebih besar dari drawdown maksimal yang diderita selama backtest.

Dengan rencana seperti ini, kita menempatkan diri untuk dapat mengambil keuntungan dari tiap kesempatan, bertahan dari volatilitas yang sangat tinggi, dengan tetap membatasi resiko dari akun kita sebesar 30% (skenario terburuk).

Banyak trader mengawali trading dengan nilai lot sebesar mungkin, lalu terkena drawdown yang tinggi yang mengakibatkan kepanikan, dan pada akhirnya berhenti trading dalam waktu 3 bulan sejak pertama kali memulai. "No plan, and no back up plan". Sama sekali mengacuhkan bahwa resiko itu sebenarnya ada . . .Inilah yang kita sebut sebagai merencanakan kegagalan, sebab tanpa rencana (plan) yang matang, sama saja kita merencanakan kegagalan.

Bila anda ingin tetap bertahan dalam bisnis ini, apapun sistem yang anda miliki, cobalah untuk mengatur jumlah lot anda ketika sistem tersebut mengalami drawdown.

Namun, ada juga yang berpendapat, bahwa bila sebuah sistem mengalami drawdown, seharusnya bukan mengurangi nilai lot, namun sebaliknya, tambah nilai lot anda untuk entry. Pada kesempatan yang akan datang, kami coba untuk membahasnya.

Mulai dari sekarang, rencanakanlah diri anda untuk survive!



================
Happy Trading!!!
================

Tuesday, 4 March 2008

Kenali Resiko Anda

Melanjutkan tulisan saya beberapa waktu lalu, tentang bagaimana mempersiapkan diri dan bertahan hidup dalam kondisi market yang "gila" dari waktu ke waktu, adalah penting bagi anda untuk memahami hal-hal apa saja yang anda lakukan dalam aktifitas trading.

"Trader A melihat adanya potensi untuk mendapat profit, di dukung oleh data statisik yang tepat, si A kemudian memutuskan untuk entry, dan berpikir bahwa resiko tidak mungkin terjadi"

Kadang kala, seseorang berkonsentrasi pada seberapa banyak yang akan dihasilkan, dan tidak terlalu percaya bahwa situasi dapat saja berubah menjadi loss. Dan bila loss, ia mempercayai bahwa itu bukan disebabkan oleh resiko, tetapi lebih disebabkan karena sistem/metode yang dianutnya kurang tepat. Untuk beberapa kondisi, hal ini mungkin saja benar. Dan sering kali, inilah yang di percayai oleh sebagian besar trader. Salah satu masalah terbesar yang saya cermati adalah overtrading, seperti apa yg telah saya tulis beberapa waktu lalu. Anda meresikokan lebih dari yang seharusnya, karena anda tidak yakin bahwa anda mungkin saja mengalami loss.

Hal lain yangg tidak kalah penting adalah, trader terlalu dini berhenti dari trading. Saya tidak ingat lagi sudah berapa banyak trader yang saya kenal berhenti dari "bisnis ini" dalam 3 bulan sejak pertama kali mereka memulai karena mengalami drawdown yang besar. Bahkan, ada beberapa yang berhenti bukan karena mengalami drawdown yangg cukup besar, tetapi mereka tidak berhasil mendapatkan profit yang dapat dinikmati dan tergoda hal lain yang lebih menggiurkan daripada trading. Hal inilah yang mengawali sebuah siklus tanpa henti selama bertahun-tahun, simbol dari rangkaian resiko dalam aktifitas trading.

Berikut adalah tanda-tanda yang mendasari akar permasalahan ini. Dengan memahami beberapa hal ini, semoga dapat membantu anda mencapai tujuan dari trading. Pahami 3 hal berikut ini beserta tiap-tiap resiko trading yang akan anda alami:

1. Mengerti bahwa resiko itu ada
2. Mengerti apa saja resiko yang ada
3. Mengerti kondisi market seperti apa yang memicu resiko-resiko tersebut akan muncul.


Hal yang pertama, paradigma. Ubah paradigma anda. Anda tidak mungkin menghindari resiko, apapun hasil dari "backtest" yang telah anda lakukan, tetap saja tidak bisa menghindarkan anda dari resiko. Bagaimanapun, resiko itu tetap ada.

Hal yang kedua, memahami bahwa drawdown terbesar yang dihasilkan mungkin saja merupakan harapan terkecil (minimal) dan bersiaplah untuk mengalami drawdown tersebut dua kali lipat.

Hal yang ketiga, dimana sekitar 90% lebih trader melupakan hal ini. Sejatinya, sistem tidak selalu berhasil di segala kondisi market. Ada beberapa tipe kondisi market yang berhasil bagi suatu sistem, namun tidak berlaku bagi sistem lainnya. Bila kondisi market sedang menguntungkan, namun sebuah sistem yang seharusnya dapat mengambil keuntungan tersebut gagal untuk menjalankan fungsinya, maka di saat itulah anda berhak menilai bahwa sistem tersebut bukanlah sistem yang bagus.

Kesempatan yang akan datang, saya akan menulis tentang bagaimana memanage resiko dengan mengutak atik angka drawdown.

==========
Happy Trading
==========