Melanjutkan posting kami sebelum nya, kali ini kami akan membahas 2 faktor terakhir dari 5 faktor teratas yang paling berpengaruh dalam pasar uang.
Investasi Asing
Para investor memiliki 2 hal kunci yang menjadi perhatian, yaitu potensial keuntungan dan keamanan dari modal nya. Ketika investor asing menemukan suatu negara yang memenuhi 2 hal kunci tersebut diatas, maka permintaan akan aset dalam satuan mata uang negara tersebut akan bertambah. Bank-bank Sentral sangat aktif dalam menangani mata uang asing, RRC dan Russia saja memiliki cadangan mata uang asing lebih dari 1 triliun dollar AS
Untuk mengelola resiko dalam masa ketidak-pastian, para investor cenderung mengamankan modal nya dalam bentuk mata uang dollar AS. Sebagai contoh, ketika terjadi reaksi tentang kekhawatiran atas hutang negara-negara Eropa. Pada tanggal 1 Maret 2010, ketika Yunani pertama kali memberikan sinyal kepada dunia tentang masalah kebangkrutan yang dihadapi Eropa, mata uang EURO jatuh terhadap dollar AS dari $1.363x ke level $1.230x hanya dalam rentang waktu 2 bulan. Euro akhirnya kembali pulih, setelah Uni Eropa mengambil tindakan untuk menstabilkan keuangan Yunani, dan pada 1 November 2010, EURO bahkan naik ke level $1.395x.
Euro kembali diuji kepercayaan dirinya, ketika Irlandia dan mungkin juga Portugal dan Spanyol memerlukan pendanaan darurat untuk menstabilkan ekonomi nya. Hal ini menyebabkan jatuh nya EURO beberapa sen terhadap Dollar AS dalam waktu kurang dari 4 minggu.
Dari contoh diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sampai hari ini, ketika terjadi ketidak-pastian keadaan ekonomi sebuah negara, para investor asing lebih nyaman menjaga aset dan modal nya dalam bentuk Dollar AS.
Intervensi Bank Sentral (Pelonggaran Kuantitatif/ Quantitative Easing)
Bank Sentral bertindak sebagai otoritas moneter dalam suatu negara. Bank Sentral mengelola suku bunga, dan meng-intervensi pasar secara langsung sebagai sarana yang kuat untuk mengelola ekonomi.
Pelonggaran Kuantitatif atau Quantitative Easing (QE) misalnya, digunakan untuk meningkatkan pasokan mata uang dalam perekonomian. Hal ini melibatkan pembelian obligasi pemerintah dan aset lainnya dari lembaga keuangan atau sektor swasta, sehingga diharapkan mampu memberi likuiditas tambahan bagi dunia perbankan. Pelonggaran kuantitatif (QE) lazim digunakan sebagai langkah terakhir apabila langkah konvensional seperti pemangkasan suku bunga, gagal dalam menstabilkan perekonomian.
QE biasanya digunakan Bank Sentral untuk menstimulus atau merangsang perekonomian dengan membeli asset yang jangka waktu jatuh temponya lebih panjang dari obligasi pemerintah jangka pendek, selain itu QE juga digunakan sebagai alat untuk memastikan nilai inflasi tidak melenceng dari yang ditargetkan.
Strategi pelonggaran kuantitatif (QE) juga memiliki resiko, QE dilakukan dengan mencetak uang baru, bukan secara fisik, namun secara elektronis. Dengan adanya kondisi tersebut, maka kelebihan cadangan uang yang ada pada bank akan semakin meningkat, nilai dari aset yang akan dibeli tersebut pun ikut meningkat melampaui nilai yang seharusnya, sehingga pada akhirnya menyebabkan terjadinya devaluasi mata uang.
Demikianlah pembahasan kami tentang faktor yang paling berpengaruh dalam pasar uang, semoga dengan memahami faktor-faktor tersebut, kita jadi lebih bijaksana dan semakin jeli dalam mengembangkan portofolio kita.
From now on, Build Your Account, Make it Solid, and live from it. Happy Trading...!!!